Neta Auto Kembali Bayar Gaji Penuh di Pabrik Tongxiang, Tanda Awal Pemulihan?

Futureloka

Loading

Tongxiang, Tiongkok – Neta Auto dikabarkan telah kembali membayar gaji penuh kepada karyawannya di pabrik pusat mereka di Tongxiang pada Juli 2025. Langkah ini menjadi sinyal awal potensi pemulihan operasional di tengah proses restrukturisasi kebangkrutan yang masih berlangsung.

Perusahaan yang berada di bawah naungan Hozon New Energy Automobile Co., Ltd. ini sebelumnya mengalami kesulitan keuangan serius, yang menyebabkan penundaan pembayaran gaji dan pengurangan aktivitas produksi. Puncaknya, pada Juni 2025, Neta secara resmi memasuki proses reorganisasi kebangkrutan setelah menghadapi krisis kas selama berbulan-bulan, tunggakan gaji sejak November 2024, dan pemutusan hubungan kerja besar-besaran yang memangkas hampir setengah jumlah karyawan.

Upaya Menarik Investor Baru

Pada 10 Juli 2025, Neta membuka saluran pra-registrasi bagi investor strategis melalui platform lelang aset milik Alibaba. Langkah ini bertujuan menggaet suntikan modal baru untuk menyokong proses restrukturisasi. Hingga awal Agustus, tercatat 47 entitas telah menyatakan minat untuk ambil bagian dalam upaya penyelamatan perusahaan.

Seiring dengan upaya ini, perusahaan mulai menghidupkan kembali jaringan penjualan dan layanan mereka. Outlet-outlet yang masih bersedia bekerja sama telah menerima dukungan berupa pasokan material dan dana operasional.

Aktivitas di Pabrik Mulai Kembali

Walau gaji penuh telah dipulihkan, jumlah staf di pabrik Tongxiang masih terbatas akibat pemangkasan sebelumnya. Para karyawan yang tersisa saat ini fokus pada pembersihan fasilitas, penataan logistik, serta pengujian peralatan sebagai persiapan untuk kemungkinan dimulainya kembali produksi.

Namun tantangan yang dihadapi tidak ringan. Penjualan tahunan Neta turun drastis dari 152.000 unit pada 2022 menjadi hanya 64.549 unit pada 2024. Produksi pun sempat terhenti setelah sejumlah pemasok besar, termasuk produsen baterai CATL, menghentikan pengiriman karena utang yang belum dibayar. Tunggakan utang kepada pemasok diperkirakan melebihi 6 miliar yuan (sekitar 833 juta USD), sementara kerugian kumulatif perusahaan mencapai lebih dari 18,3 miliar yuan (sekitar 2,5 miliar USD).

Bahkan, catatan pengadilan pada Maret 2025 menunjukkan bahwa rekening gabungan perusahaan afiliasi Neta hanya menyisakan dana kurang dari 500 yuan (sekitar 69 USD), menggambarkan betapa parahnya krisis keuangan yang dialami.

Tekanan Internal dan Aset Restrukturisasi

Tekanan juga datang dari dalam struktur kepemilikan perusahaan. Sejumlah pemegang saham BUMN yang terlibat dalam Hozon dilaporkan mendesak adanya reformasi struktural, termasuk perubahan kepemimpinan, karena khawatir terhadap rasio utang perusahaan yang telah melampaui 217%, serta strategi ekspansi agresif yang dianggap keliru.

Per 1 Mei 2025, portofolio aset Hozon mencakup sekitar 233.345 meter persegi lahan industri di Tongxiang, mesin produksi, perangkat lunak milik sendiri, serta merek dagang terdaftar “Neta Auto”. Seluruh aset ini kini menjadi bagian dari proposal restrukturisasi yang ditawarkan kepada calon investor.

Menambah kesan darurat, pada Juni 2025, Neta telah menurunkan papan nama dari kantor pusat mereka di Shanghai setelah masa sewa berakhir, tanpa informasi jelas mengenai lokasi kantor baru.

Masa Depan Neta Masih Abu-Abu

Aktivitas yang kembali menggeliat di Tongxiang saat ini dinilai sebagai fase awal dalam proses pemulihan. Namun, kelangsungan hidup Neta Auto sangat bergantung pada keberhasilan restrukturisasi, masuknya investor baru, serta kemungkinan perombakan dalam struktur kepemimpinan perusahaan.

Di tengah persaingan sengit industri kendaraan listrik Tiongkok, nasib Neta Auto akan menjadi contoh penting apakah perusahaan yang sudah terpuruk masih bisa bangkit dengan strategi restrukturisasi yang tepat dan dukungan pemangku kepentingan yang kuat.

Sumber artikel